Pengendara Yang Baik Wajib Menggunakan Seatbelt

Pengendara Yang Baik Wajib Menggunakan Seatbelt

Seatbelt mungkin adalah salah satu penemuan penting di abad ke-19, terutama bagi inovasi dalam sistem keselamatan kendaraan roda empat. Sejak ditemukannya seatbelt, tercatat jutaan jiwa dapat diselamatkan dari kecelakaan mobil yang terjadi di seluruh dunia. Seatbelt sendiri merupakan salah satu fitur keselamatan pasif di kendaraan roda empat. Teknologi ini dirancang untuk menahan pengemudi atau penumpang agar tetap di tempat apabila terjadi tabrakan atau kecelakaan saat berkendara. Tak ayal ia harus selalu ada dan digunakan oleh pengguna mobil. Pengguna mobil yang tidak memakai seatbeltatau seatbelt berisiko lebih besar mendapat efek yang fatal ketika terjadi kecelakaan.

Fitur seatbelt ini akan lebih sempurna melindungi tubuh, jika mobil dilengkapi dengan airbag. Dorongan ke depan yang begitu kuat saat terjadi kecelakaan akan membuat badan dan kepala secara natural akan lebih terhempas ke depan. Pada saat yang sama, ledakan airbag akan melindungi kepala dari benturan keras dan seat belt akan menahan tubuh terlempar dari kursi. Kalau tidak memakai seatbelt, saat kecelakaan frontal malah akan terkena ledakan airbag secara langsung dan itu bisa lebih fatal akibatnya.

Tahun lalu, uji coba penerapan tilang elektronik sudah diterapkan disejumlah titik di Jakarta sejak 1 Juli hingga 21 Agustus 2019. Selama 52 hari, Ditlantas Polda Metro Jaya mencatat ada 11.290 pelanggar yang tertangkap oleh 12 kamera di sepanjang ruas Sudirman-Thamrin. Tidak mengenakan seatbelt  menjadi pelanggaran terbanyak yang dilakukan pengendara mobil. Padahal regulasi terkait seatbelt telah diatur dalam Pasal 289 Juncto Pasal 106 ayat enam dengan sanksi pidana kurungan satu bulan, atau denda paling banyak Rp 250 ribu.

Pelanggaran pengguna mobil yang mengabaikan penggunaan seatbelt tidak hanya terjadi di Indonesia. Rupanya di sejumlah negara lain juga masih banyak orang-orang yang malas memakai seatbelt, terutama bagi penumpang belakang. Ada beragam alasan dari orang-orang yang tidak memakai seatbelt. Beberapa diantaranya mengatakan seatbelt tidak nyaman digunakan. Sementara itu, yang lain mengatakan itu tergantung jenis perjalanannya, apakah mereka akan berkendara lama lewat jalan tol atau hanya sebentar berkendara di jalan raya. Ada pula yang berpendapat jika pengguna mobil merasa aman berada di dalam mobil yang tertutup, alasannya karena fitur keselamatan lengkap seperti kantung udara, pengereman otomatis dan perlindungan benturan samping.

Sangat mengejutkan, ternyata masih banyak orang berkendara dengan mobil tanpa mengenakan seatbelt. Padahal sudah jelas, tanpa sabuk keselamatan risiko cedera fatal lebih tinggi saat terjadi kecelakaan. Sementara itu, bagi para penumpang yang duduk di kursi belakang mobil mengatakan bahwa mereka merasa aman karena akan mendapat efek tabrakan tidak secara langsung seperti penumpang dibagian depan. Mereka pikir, penumpang bagian belakang tak akan mendapat cidera lebih buruk dari penumpang depan waktu kecelakaan terjadi. Ini merupakan sebuah kesalahpahaman besar, bahwa orang-orang merasa lebih aman di kursi belakang daripada kursi depan. Padahal perlu Teman DFSK ketahui, penelitian telah menunjukkan bahwa penumpang di belakang yang tidak mengenakan seatbelt berisiko tiga kali lebih besar mendapat cedera serius ketimbang mereka yang memakai seatbelt.

Ada pula alasan sepele seperti rasa tidak nyaman yang ditimbulkan dari seatbelt. Mengenakan fitur itu dianggap membatasi ruang gerak. Lalu alasan yang paling menjengkelkan adalah takut penampilannya menjadi rusak akibat baju kusut saat mengenakan seatbelt. Jadi lebih pilih mana? Keselamatan? Tampilan? atau nyawa?.

Yuk, jadi pengendara yang baik dengan sadar akan keselamatan diri dalam berkendara. Mulai dari hal kecil, yaitu mengenakan seatbelt.

 
Share :

Related Article